Penerbit Bantah Tiga Buku Mereka Berbau Pornografi

viva hidayah Pemberitaan yang muncul soal buku pengayaan mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat sekolah dasar di Kebumen, Jawa Tengah, yang dianggap berbau pornografi mendapat tanggapan dari penerbit buku tersebut. Sebelumnya ada tiga buku yang meresahkan sejumlah orangtua siswa dan guru karena di dalamnya terdapat beberapa kalimat yang dinilai tidak layak dikonsumsi anak-anak. Beberapa kalimat itu mengumbar kisah cinta dan trik berhubungan intim.

Tiga buku yang menjadi perbincangan belakangan itu antara lain "Ada Duka di Wibeng", "Tambelo Kembalinya Si Burung Camar", dan "Tidak Hilang Sebuah Nama. Tudingan itu dibantah Heri Sulistyanto, Direktur Era Adicitra Intermedia, penerbit buku tersebut. Heri tak sependapat jika buku itu tidak layak untuk dibaca anak-anak.

Menurut Heri, buku-buku tersebut telah melalui pemeriksaan Panitia Peneliti Buku Non Teks Pelajaran (PPBNP) dan dinyatakan layak sebagai buku non teks pelajaran. Heri menegaskan jika dibaca secara utuh, buku tersebut justru berisi pendidikan, pergaulan remaja yang benar. Namun diakui jika hanya dibaca sepintas akan mengesankan adanya pornografi.

Sebelumnya ketiga buku itu ramai diperbincangkan sejumlah guru SD dan orangtua siswa. Di dalam buku itu ditemukan kalimat-kalimat yang dianggap tak mendidik karena menuliskan: berciuman saat berpacaran itu biasa. Anehnya, kata para guru, PPBNP meluluskan buku-buku tersebut. Bahkan tiga buku itu beredar di sejumlah perpustakaan SD di Kebumen.

Sejauh ini Dinas Pendidikan setempat belum mengambil tindakan atas pro kontra buku itu. Namun sejumlah kepala sekolah berinisiatif menarik buku-buku itu dari perpustakaan.(Eka Hari Wibawa/DSY)