viva hidayah. Kunjungan presiden baru Prancis ke Jerman besok (Selasa 15/05) akan bermakna besar.
Pertemuan antara Francois Hollande dan Angela Merkel di Berlin akan menjadi forum konsolidasi Franco-German pertama pasca pemilu Prancis 6 Mei lalu. Dinamikanya menjadi begitu menarik karena Hollande dikenal sebagai sosok anti-program pemangkasan anggaran, yang justru selama ini dipelopori oleh negaranya sendiri. Sikap pro-rakyat berulangkali diutarakannya selama masa kampanye berlangsung. Namun di depan Merkel, apakah Hollande mampu memegang komitmen tersebut?
Hollande dikenal sebagai sosok yang sangat menentang doktrin fiskal Jerman, yang diklaimnya telah menggiring banyak negara masuk fase resesi. Sikapnya di depan Angela Merkel sangat dinantikan, terutama menyangkut agenda pemulihan penting seperti proses bailout Yunani. Tanpa dukungan Prancis, Jerman mungkin kehilangan hormat di mata anggota euro-zone lain. Proyek pengetatan fiskal juga menjadi terancam. Jadi peran Paris sebagai penyokong utama Berlin sangat diperlukan. Merkel dipastikan menerima kedatangan Hollande, kali ini bukan sebagai tokoh politik melainkan sebagai presiden baru Prancis.
Dua kepala negara sejatinya masih saling membutuhkan. Selain ketergantungan ekonomi, baik Prancis dan Jerman tentu ingin mempertahankan posisi mereka sebagai motor penggerak kawasan. Hollande kemungkinan besar tidak akan bersikap sekeras ketika ia berkampanye untuk mengalahkan Sarkozy. Namun patut disimak strateginya untuk menghadapi Merkel serta sikap Merkel sendiri di hadapan sang pemimpin baru Prancis. Kepastian ekonomi euro-zone cukup bergantung pada konsiliasi Hollande-Merkel besok Selasa.
RSS Feed


No comments:
Post a Comment