Rupiah Masih Melemah

Mata uang rupiah masih bergerak melemah terhadap dollar AS seiring dengan belum kondusifnya krisis di kawasan global serta data ekonomi AS yang masih negatif.

Nilai tukar mata uang rupiah yang diperdagangkan antarbank di Jakarta Rabu (14/9/2011) pagi terkoreksi sebesar 20 poin menjadi Rp 8.650 per dollar AS dibanding hari sebelumnya Rp 8.630.

"Rupiah masih melemah akibat hindar resiko dikarenakan kekhawatiran mengenai krisis hutang Eropa dan kondisi ekonomi AS," kata pengamat pasar uang Monex Investindo Futures Johanes Ginting di Jakarta, Rabu.

Ia menambahkan, ekspektasi bahwa pelaku pasar asing masih akan melepas saham pada pasar ekuiti lokal menjadi faktor negatif rupiah. "Beberapa investor asing melepas sahamnya dan beralih ke dollar AS karena kekawatiran akan dampak besar yang bisa datang jika ekonomi Eropa sewaktu-waktu jatuh ke titik bawah," ucap dia.

Ia menambahkan, beberapa investor yang keluar dari pasar dalam negeri didorong oleh masih berlanjutnya isu utang Eropa yang belum ada penyelesaian secara signifikan. "Beberapa investor mungkin sudah merasakan efeknya di ekonomi Asia termasuk di Indonesia saat ini, sehingga pelaku pasar sedikit demi sedikit meninggalkan pasar," kata dia.      Meski demikian, kata dia, rupiah yang berada pada posisi Rp 8.600 saat ini masih dalam kondisi yang stabil seiring dengan fundamental ekonomi Indonesia yang masih positif.

Johanes menambahkan, krisis ekonomi di Eropa juga sangat berdampak negatif bagi sektor ekspor. Pasalnya benua Eropa merupakan mitra dagang penting produsen Asia. "Dapat dibayangkan efek domino yang sesungguhnya menghantui bisnis internasional sekarang ini," katanya.      Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, sebagian besar pasar Asia bergerak melemah termasuk nilai tukar rupiah.

Namun, lanjut dia, pasar AS dan Eropa yang ditutup naik tadi malam dapat menjadi dorongan positif untuk pasar Asia hari ini sehingga diperkirakan rupiah berpotensi menguat.

Sumber : kompas.com