viva hidayah.Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi akses kepada tim Rusia untuk
membantu penyelidikan atas reruntuhan pesawat di lokasi jatuhnya, di
lereng Gunung Salak I. Pemberian akses tersebut dilakukan setelah
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkomunikasi dengan Presiden
Vladimir Putin.
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden SBY menyambut baik tawaran bantuan investigasi kepada Indonesia. Sehingga, lanjut Julian, akses bagi tim Rusia untuk melakukan investigasi di lokasi jatuhnya pesawat juga diberikan.
"Tim Investigasi dari Rusia juga diberikan, tentunya tetap dibawah koordinasi Basarnas ataupun Komite Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk investigasi penyebab kecelakaan," ujar Julian, Sabtu (12/5).
Tim investigasi dari Ministerstvo Chrezvychainyh Situacy (Kementrian Keadaan Darurtat) Rusia telah mengirim dua kelompok tim investigasi ke lokasi jatuhnya pesawat Shukoi di Puncak Salak I. Mulanya tim ini sempat tidak mendapat izin dari Danrem 0621 Surya Kancana Kolonel Infateri Putranto, mengingat tidak adanya jaminan keselamatan bagi tim ini.
Tim Rusia pertama berangkat pukul 11.00 WIB dengan mendapat pengawalan ketat aparat yang bertugas. Tim kedua beranggotakan 15 orang pendaki profesional berangkat pukul 13.30 WIB, dari landasan helypad Posko Pasir Bokor, Cijeruk, dengan menumpang kendaraan off road jenis jeep panjang ber-plat Rusia.
Julian mengatakan, hingga saat ini belum ada komunikasi lanjutan antara Presiden SBY dan Presiden Putin. Ia menegaskan, sejak komunikasi Kamis malam (10/5), Presiden SBY menyambut baik tawaran yang disampaikan Presiden Putin.
"Tidak ada komunikasi lanjutan. Presiden sejak awal welcome terhadap tawaran Presiden Putin. Jadi tidak benar ada paksaan dari pihak Rusia," tuturnya.
Julian mengatakan, ada dua hal yang diminta Presiden Putin dalam pembicaraannya,yakni Presiden Putin meminta kerjasama dengan Indonesia untuk proses identifikasi forensik terhadap korban musibah tersebut. Saat itu, ungkap Julian, Presiden Putin mengatakan Rusia juga memiliki ahli-ahli di bidang tersebut.
Kedua, ujarnya, Presiden putin juga menawarkan kerjasama untuk mengirimkan pakar dalam mengidentifikasi reruntuhan pesawat. Dan saat itu juga, lanjut Julian, SBY menyetujui dan kepala negara sudah menghubungi instansi-instansi terkait di indonesia untuk segera merealisasikan kerjasama tersebut. Kedutaan besar RI maupun rusia juga akan dikontak untuk menindaklanjuti hal tersebut.
"Tim dari Rusia sudah sampai di Indonesia kemarin sore. Jadi tim forensic dari Rusia sudah berkolaborasi dengan DVI mabes Polri untuk mengidentifikasi jenazah. Selain itu, untuk tim Investigasi terhadap penyebab kecelakaan juga telah diberangkatkan," tuturnya.(MI/TII)
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden SBY menyambut baik tawaran bantuan investigasi kepada Indonesia. Sehingga, lanjut Julian, akses bagi tim Rusia untuk melakukan investigasi di lokasi jatuhnya pesawat juga diberikan.
"Tim Investigasi dari Rusia juga diberikan, tentunya tetap dibawah koordinasi Basarnas ataupun Komite Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk investigasi penyebab kecelakaan," ujar Julian, Sabtu (12/5).
Tim investigasi dari Ministerstvo Chrezvychainyh Situacy (Kementrian Keadaan Darurtat) Rusia telah mengirim dua kelompok tim investigasi ke lokasi jatuhnya pesawat Shukoi di Puncak Salak I. Mulanya tim ini sempat tidak mendapat izin dari Danrem 0621 Surya Kancana Kolonel Infateri Putranto, mengingat tidak adanya jaminan keselamatan bagi tim ini.
Tim Rusia pertama berangkat pukul 11.00 WIB dengan mendapat pengawalan ketat aparat yang bertugas. Tim kedua beranggotakan 15 orang pendaki profesional berangkat pukul 13.30 WIB, dari landasan helypad Posko Pasir Bokor, Cijeruk, dengan menumpang kendaraan off road jenis jeep panjang ber-plat Rusia.
Julian mengatakan, hingga saat ini belum ada komunikasi lanjutan antara Presiden SBY dan Presiden Putin. Ia menegaskan, sejak komunikasi Kamis malam (10/5), Presiden SBY menyambut baik tawaran yang disampaikan Presiden Putin.
"Tidak ada komunikasi lanjutan. Presiden sejak awal welcome terhadap tawaran Presiden Putin. Jadi tidak benar ada paksaan dari pihak Rusia," tuturnya.
Julian mengatakan, ada dua hal yang diminta Presiden Putin dalam pembicaraannya,yakni Presiden Putin meminta kerjasama dengan Indonesia untuk proses identifikasi forensik terhadap korban musibah tersebut. Saat itu, ungkap Julian, Presiden Putin mengatakan Rusia juga memiliki ahli-ahli di bidang tersebut.
Kedua, ujarnya, Presiden putin juga menawarkan kerjasama untuk mengirimkan pakar dalam mengidentifikasi reruntuhan pesawat. Dan saat itu juga, lanjut Julian, SBY menyetujui dan kepala negara sudah menghubungi instansi-instansi terkait di indonesia untuk segera merealisasikan kerjasama tersebut. Kedutaan besar RI maupun rusia juga akan dikontak untuk menindaklanjuti hal tersebut.
"Tim dari Rusia sudah sampai di Indonesia kemarin sore. Jadi tim forensic dari Rusia sudah berkolaborasi dengan DVI mabes Polri untuk mengidentifikasi jenazah. Selain itu, untuk tim Investigasi terhadap penyebab kecelakaan juga telah diberangkatkan," tuturnya.(MI/TII)
No comments:
Post a Comment