viva hidayah. Pertemuan para pemimpin negara yang tergabung dalam
G8 digelar di Amerika Serikat, dan diperkirakan banyak mengupas masalah
krisis ekonomi Eropa, selain program nuklir Iran dan Korut, serta
kerusuhan di Suriah.
Dalam pidato pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi
KTT G8 di Camp David, Presiden AS Barack Obama mengatakan pembicaraan
pada Sabtu (19/5) akan mendorong sebuah "agenda pertumbuhan yang kuat".
Situasi ekonomi di Eropa diperkirakan akan menjadi agenda utama dalam
pertemuan pemimpin negara AS, Jerman, Prancis, Inggris, Jepang, Rusia,
Italia dan Kanada, yang digelar di dekat Washington DC.
Jumat lalu, Presiden Obama mengundang Presiden
Prancis yang baru Francois Hollande, ke Gedung Putih untuk membicarakan
masalah ekonomi.
Hollande, yang terpilih pada Mei ini, mengatakan
dia dan Obama "memiliki keyakinan yang sama bahwa Yunani harus berada
di zona eropa."
Obama mengatakan situasi tersebut sangat penting tidak hanya untuk Eropa tetapi juga dunia.
Presiden AS mengatakan dia akan berdiskusi dengan para pemimpin G8, dengan fokus utama pertumbuhan ekonomi.
Selain dengan Obama, Hollande juga bertemu dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron di kedutaan besar Inggris di Washington.
Cameron mengatakan bahwa Yunani harus memutuskan jika ingin tetap berada di zona euro.
"Kami butuh tindakan tegas dari negara-negara di
zona euro untuk memperkuat bank zona euro, perlindungan dan tindakan
tegas terhadap Yunani. Itu harus diselesaikan."
Sementara itu, investor khawatir jika Yunani keluar dari zona Euro akan memicu krisis global.
Laporan tidak benar

Athena mengatakan bahwa kanselir Jerman telah
menyarankan kepada Yunani untuk menggelar referendum untuk memutuskan
apakah akan berada di zona Euro atau keluar.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor
perdana menteri sementara Yunani mengatakan bahwa Merkel telah
menyampaikan usulan itu dalam sebuah percakapan telepon dengan Presiden
Yunani Karolos Papoulias.
Kanselir Jerman "menyampaikan pemikiran mengenai
sebuah pemungutan suara yang paralel dengan pemilu dengan pertanyaan
apakah warga Yunani masih menginginkan berada di zona euro," seperti
tertulis dalam pernyataan tersebut.
"Bagaimanapun, masalah itu jelas diluar wewenang dari pemerintahan sementara."
Tetapi Berlin membantah telah menyampaikan usulan tersebut.
"Ini bohong dan kami menolak pernyataan tersebut," kata seorang juru bicara pemerintah Jerman.
Pemerintah sementara Yunani diambil sumpah pada
pekan ini setelah pemilu gagal membuat sebuah koalisi untuk menjalankan
negara tersebut. Pemilu baru telah dijadwalkan pada 17 Juni mendatang.
Hasil pemilu dapat mempengaruhi nasib kebijakan penghematan Yunani yang diinginkan para kreditor internasional.
Investor mengkhawatirkan segala penolakan oleh
Yunani untuk menerapkan penghematan dalam kerangka kesepakatan
pembayaran utang, akan berpengaruh terhadap 17 negara di zona euro.
Negara-negara yang lebih besar seperti Spanyol
dan Italia berjuang untuk menurunkan utang mereka, dan menjadi negara
yang rentan.
Sementara itu, Komisioner Perdagangan Uni Eropa
Karel De Gucht mengatakan bahwa para pejabat tengah membahas rencana
darurat jika Yunani keluar dari zona euro.
Tetapi, pernyataan rekannya Komisioner hubungan ekonomi Olli Rehn, mengatakan : "Kami tidak membahas skenario Yunani keluar."
Wartawan BBC di Brussels Matthew Price melaporkan masih belum diketahui bagaimana rencana darurat tersebut.
Setelah berakhirnya pertemuan G8 pada Sabtu
malam, sebagian besar pemimpin negara akan menuju Chicago untuk
menghadiri pertemuan Nato pada Minggu dan Senin, dengan pembahasan utama
mengenai Afghanistan.
No comments:
Post a Comment