viva hidayah. Bank Sentral Eropa alias Europan Central Bank (ECB) seolah tak punya lagi langkah untuk menghadapi krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hari ini, ECB memutuskan untuk tak lagi memangkas tingkat suku bunganya.
Menurut beberapa analis, BSE akan meninjau ulang dampaknya pada perekonomian yang sudah menerima dua pendanaan murah berjangka 3 tahun untuk bank-bank. Para analis memperingatkan kalau kemampuan bank menghadapi krisis mulai berkurang.
Operasi pendanaan yang diluncurkan pada Desember dan berakhir Februari lalu itu disambut hangat banyak analis. Menurut mereka, operasi pendanaan itu menstabilkan sistem perbankan Eropa dan mencegah krisis kredit karena memungkinkan bank-bank di negara pinggiran yang bermasalah mengakses dana tersebut.
“Data ekonomi terbaru mixed, namun tidak begitu lemah hingga bisa memicu pemangkasan tingkat suku bunga, dalam pandangan kami. ECB memilih wait and see sambil menganalisa dampak dua LTRO (long-term refinancing operations) 3 tahun,” kata analis dari Bank Danske, seperti dilansir CNBC, Kamis (3/5/2012).
Inflasi juga masih tinggi akibat naiknya harga-harga energi, mengecilkan kemungkinan rencana pemangkasan tingkat suku bunga. Sebaliknya, pasar uang akan menjajaki komentar Presiden ECB Mario Draghi di konferensi pers yang menyebutkan stimulus baru untuk mendongkrak pertumbuhan.
Sementara indikator perkembangan ekonomi mulai menumbuhkan harapan baru di awal tahun bahwa zona Eropa perlahan bangkit dari krisis, data ekonomi terbaru malah menunjukkan 8 negara zona Eropa kini berada dalam resesi. Sisanya masih berjuang untuk terus menumbuhkan perekonomiannya.
Fakta ini membuat semakin banyak pemilih marah pada para politisi dan pembuat kebijakan. Mereka menentang program pemangkasan anggaran karena dianggap berdampak lebih buruk. Para pembuat kebijakan diminta lebih fokus pada pertumbuhan ekonomi daripada program penghematan yang kejam. Data statistik yang dirilis kemarin menunjukkan rekor terburuk angka pengangguran di zona Eropa sejak 1995 yang mencapai 10.9%.
No comments:
Post a Comment