Kuota BBG Habis, TransJakarta Terancam Mandek

Pasokan Bahan Bakar Gas (BBG) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas Bus Transjakarta Pinang Ranti akan habis terhitung hari ini, Jumat, 23 September 2011. Kuota BBG telah mencapai batas, dan SPBG akan dikenakan biaya sebesar tiga kali lipat bila membeli dari pihak swasta.

Menanggapi masalah itu, Dinas Perhubungan DKI Jakarta meminta agar Perusahaan Gas Negara (PGN) tidak menerapkan kuota seperti yang telah dilakukan saat ini.

"Kalau yang beli jangan dibatasi gitu lah kuotanya. Pemprov DKI saja mensubsidi tarif Transjakarta," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono.

Selama ini, tarif Transjakarta memang disubsidi sehingga menjadi Rp3.500 dari tarif semestinya Rp7000. Hal ini dilakukan agar dapat terjangkau masyarakat. Pada kenyataannya, minat masyarakat memang cukup besar dalam menggunakan Transjakarta.

"Ini kan penting buat masyarakat. Jika perjalanan bus Transjakarta terganggu yang kena imbasnya kan masyarakat juga," ujarnya.

Terancamnya kuota BBG di Pinang Ranti, membuat pengisian BBG untuk sementara dialihkan ke SPBG Daan Mogot dan Kampung Rambutan. Dengan demikian, tentu akan terjadi penumpukan armada bus Transjakarta di SPBG tersebut.

"Mengisi bahan bakar saja lama. Ditambah antreannya panjang, bisa makin lama lagi. Efeknya headway bus Transjakarta akan bermasalah juga," ungkapnya.

Pristono menegaskan permasalahan BBG merupakan kendali dari Pertamina, PGN dan BPH Migas. Menurutnya, mereka harusnya memahami masalah ini tanpa perlu diminta lagi.

Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, M. Akbar, membenarkan bila kuota BBG telah mencapai batas hari ini.

"Pada tanggal 23 kuota sudah mencapai batas. Tapi ini hanya di SPBG Pinang Ranti saja," ujar Akbar.

Setelah tanggal 23 September, SPBG dikenakan biaya sebesar tiga kali lipat bila membeli dari pihak swasta. Sementara harga beli BBG dari SPBG oleh bus Transjakarta tetap Rp3.100 per liternya. (sj)
• VIVAnews